Senin, 28 April 2014

Bedah Buku Kiai Warits Ilyas, Auditorium Assyarqawi Dibanjiri Peserta



          Fajar News _Guluk-Guluk, Ahad (27 April), ratusan peserta bedah buku Drs. KH. A. Warits Ilyas, Inspirator dan Guru Ummat dalam acara FCB VI Nasional yang diselenggarakan oleh BEM-I Instika memadati Auditorium Assyarqawi. Mayoritas yang hadir adalah santri berbagai daerah Pondok Pesantren Annuqayah.
          “Banyaknya peserta bedah buku yang hadir ini bukan karena seorang Ach. Taufiqil Aziz. Akan tetapi karena buku yang dibedah adalah tentang KH. A. Warits Ilyas.”
          Demikian disampaikan oleh pembedah sekaligus penulis Ach. Taufiqil Aziz dari Campor Timur Ambunten Sumenep. Adapun pembanding dalam bedah buku tersebut adalah M. Taufiqillah Al-Mufti alumni Pondok Pesantren Tebuireng Jombang.
          Buku yang dibedah, menurut Acik, panggilan Akrab Ach. Taufiqil Aziz, bukan sebagai buku tentang K. Warits Ilyas yang paling benar. Akan tetapi merupakan awal saja dari buku-buku yang akan terbit di kemudian hari. “Jadi, tulisan saya ini bukanlah hal yang final tentang Kiai Warits. Jika ada yang tidak terima atau tidak setuju, silahkan buat buku lain yang lebih (baik, red.) dari buku ini,” tambah.
          Pembanding, Mufti, sangat apresiatif terhadap buku yang ditulis oleh Acik itu. Hal yang sama juga disampaikan oleh salah satu santri di PP Annuqayah Lubangsa, Fakhruddin. Menurutnya, dengan hadirnya buku tentang KH. A. Warits Ilyas dapat memberikan informasi baru tentang kiainya. “Dengan buku ini, saya bisa mengetahui lebih dekat sosok almarhum Kiai Warits Ilyas dan semoga berkah,” katanya.
          Menurut ketua panitia FCB VI Nasional, Moh. Kholid, peserta kali ini sangat banyak. “Bedah buku kali ini terbanyak dari sekian acara seminar dan bedah buku sebelumnya. Bahkan ada yang menunggu berjam-jam hanya untuk mengikuti acara bedah buku tentang K. Warits ini,” terangnya kepada Fajar News.
          Hanya saja, dimulainya acara molor. Acara itu dijadwal pada pukul 01:00 WIB. Berhubung ada beberapa kendala, jadi waktunya sedikit molor, karena keterlambatan pembanding. “Hal  yang paling utama dari keterlambatan pembanding adalah jarak tempuh dari Surabaya ke Sumenep yang lumayan jauh. Sehingga acara baru dimulai ketika pembanding sudah memasuki Kabupaten Sumenep,” kata Acik saat ditemui Fajar News habis acara. [Daus]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar