Senin, 28 April 2014

Perjuangan Tim Hasrullah Terhenti di Laga Semi Final



Fajar News, Guluk-Guluk_ Si kembar kakak beradik, Khairuddin dan Khairul Anam, gagal mengantarkan timnya menuju final dalam kejuaran FCB Cup 2014. Dalam laga semi final yang berlangsung pada hari Sabtu (26 April), tim Hasrullah itu dikalahkan oleh Lenteng FC. dengan skor 5-3.
          Para pemain tim Hasrullah masih duduk di bangku SMP. Mereka delegasi dari Mts I Annuqayah. Sementara Lenteng FC merupakan Tim yang diisi oleh para pemain yang duduk di bangku SLTA, delegasi Miftahul Ulum Lenteng. Pertandingan kedua tim itu berlangsung seru. Pasalnya, gol tercipta silih berganti.
          Pada menit ke 3, tim Hasrullah membuka keunggulan lewat sepakan manis Aa', panggilan akrab Khairul Anam. Skor berubah menjadi 1-0. Setelah gol itu tercipta, permainan saling serang dipertontonkan oleh kedua tim. Gol-gol silih berganti mewarnai pertandingan yang dihadiri oleh ratusan penonton itu. Hingga akhirnya, skor imbang 3-3 menjadi penutup pertandingan babak pertama.
          Di babak ke dua, permainan menyerang kedua tim kembali menghibur para penonton. Walaupun tim Hasrullah para pemainnya rata-rata berpostur tubuh kecil, tapi mampu mengimbangi permainan yang diperagakan oleh lawannya, Lenteng FC, yang rata-rata pemainnya berpostur tubuh tinggi besar.
          Akan tetapi perlawanan itu tak membuahkan hasil bagi tim Hasrullah. Dua gol yang dilesakkan oleh pemain Lenteng FC di akhir babak kedua menjadi petaka bagi tim Hasrullah. Skor 5-3 untuk kemenangan Lenteng FC menjadi penutup pertandingan. Kekalahan itu membuat perjuangan tim Hasrullah harus berhenti di babak semi final. Laga semi final menjadi akhir perjuangan mereka. [Fin]

Bedah Buku Kiai Warits Ilyas, Auditorium Assyarqawi Dibanjiri Peserta



          Fajar News _Guluk-Guluk, Ahad (27 April), ratusan peserta bedah buku Drs. KH. A. Warits Ilyas, Inspirator dan Guru Ummat dalam acara FCB VI Nasional yang diselenggarakan oleh BEM-I Instika memadati Auditorium Assyarqawi. Mayoritas yang hadir adalah santri berbagai daerah Pondok Pesantren Annuqayah.
          “Banyaknya peserta bedah buku yang hadir ini bukan karena seorang Ach. Taufiqil Aziz. Akan tetapi karena buku yang dibedah adalah tentang KH. A. Warits Ilyas.”
          Demikian disampaikan oleh pembedah sekaligus penulis Ach. Taufiqil Aziz dari Campor Timur Ambunten Sumenep. Adapun pembanding dalam bedah buku tersebut adalah M. Taufiqillah Al-Mufti alumni Pondok Pesantren Tebuireng Jombang.
          Buku yang dibedah, menurut Acik, panggilan Akrab Ach. Taufiqil Aziz, bukan sebagai buku tentang K. Warits Ilyas yang paling benar. Akan tetapi merupakan awal saja dari buku-buku yang akan terbit di kemudian hari. “Jadi, tulisan saya ini bukanlah hal yang final tentang Kiai Warits. Jika ada yang tidak terima atau tidak setuju, silahkan buat buku lain yang lebih (baik, red.) dari buku ini,” tambah.
          Pembanding, Mufti, sangat apresiatif terhadap buku yang ditulis oleh Acik itu. Hal yang sama juga disampaikan oleh salah satu santri di PP Annuqayah Lubangsa, Fakhruddin. Menurutnya, dengan hadirnya buku tentang KH. A. Warits Ilyas dapat memberikan informasi baru tentang kiainya. “Dengan buku ini, saya bisa mengetahui lebih dekat sosok almarhum Kiai Warits Ilyas dan semoga berkah,” katanya.
          Menurut ketua panitia FCB VI Nasional, Moh. Kholid, peserta kali ini sangat banyak. “Bedah buku kali ini terbanyak dari sekian acara seminar dan bedah buku sebelumnya. Bahkan ada yang menunggu berjam-jam hanya untuk mengikuti acara bedah buku tentang K. Warits ini,” terangnya kepada Fajar News.
          Hanya saja, dimulainya acara molor. Acara itu dijadwal pada pukul 01:00 WIB. Berhubung ada beberapa kendala, jadi waktunya sedikit molor, karena keterlambatan pembanding. “Hal  yang paling utama dari keterlambatan pembanding adalah jarak tempuh dari Surabaya ke Sumenep yang lumayan jauh. Sehingga acara baru dimulai ketika pembanding sudah memasuki Kabupaten Sumenep,” kata Acik saat ditemui Fajar News habis acara. [Daus]

Panitia Keamanan FCB VI Nasional Perketat Penjagaan Bazar



Fajar News_Guluk-Guluk, Sabtu (26 April), Koordinator Keamanan Festival Cinta Buku (FCB) VI Nasional BEM-I Instika yang dilaksanakan sejak Kamis (17 April) dan akan berakhir Rabu (30 April), Ahmad Tohari, menyarankan agar ekstra hati-hati kepada para penjaga stan buku dari para pencuri yang kemungkinannya beraksi tiap waktu. Ini didasarkan pada FCB yang dilaksanakan tahun-tahun sebelumnya, penjual buku mengeluh karena sebagian bukunya hilang.
          Selain kepada para penjaga stan, Tohari juga menghimbau kepada para anggotanya dan kepada panitia lain yang sedang tidak bertugas untuk juga ikut serta menjaga keamanan buku saat bazar berlangsung.
          Manurut penjaga stan buku Bintang Sembilan, Rofiqi, para penjaga stan memang harus selalu tidak lengah terutama saat pengunjung membeludak. “Motifnya berbeda-beda, yang saya tahu, ini (pencurian, red.) sering kali dilakukan oleh pengunjung putri. Mereka biasanya datang berkelompok. Saat mereka beraksi, ada salah satu dari mereka yang pura-pura pegang buku, dan teman yang dibelakangnya pua-pura meminjam buku yang telah dipegang oleh teman yang di depan itu. Ini terus bergilir sampai buku itu hilang entah ke mana. Biasanya, motif ini terjadi saat penjaga lengah saat mengurusi pengunjung yang lain,” ungkap mahasiswa asal Bluto itu.
          “Motif kedua biasanya perindividu. Pencuri itu melakukannya dengan berpura-pura memegang buku. Saat penjaga lengah, sang pencuri langsung memasukkannya ke dalam tasnya. Bahkan, kadang bukunya ada yang sampai diduduki, kemudian saat penjaga tak mengawasinya langsung beranjak pergi dengan membawa buku itu,” lanjutnya saat diwawancarai Fajar News.
          Salah satu penjaga stan Persatuan Mahasiswa Kalong (PERMAK) yang menjual berbagai aksesoris, Moh. Nurul Hasan, beharap agar panitia keamanan FCB VI bisa bekerja dengan baik sebagai antisipasi atas banyaknya buku-buku yang hilang. “Selain tergantung pada penjaga stan yang harus sigap dalam menjaga keamanannya sendiri, Panitia Keamanan harus membantu dengan baik untuk menjaga stan-stan yang rawan dicuri,” ungkap Mas Bro, sapaan akrab Moh. Nurul Hasan.
          Menurut anggota keamanan FCB VI Nasional, Ahmad Rofiqi, ia berjanji akan lebih memperketat keamanan ke belakang. “Pen
curian sering kali terjadi saat membeludaknya pengunjung. Mereka berdesak desakan di depan stan untuk mengalihkan perhatian penjaga, sementara temannya yang lain beraksi mencuri buku yang mereka inginkan.”
          “Kami akan berusaha mengawsi seketat mungkin. Bila nanti sampai ada pencuri yang tertangkap, kami tidak akan segan-segan untuk langsung memberi peringatan kepada mereka. Untuk peringatan pertama, kami akan meminta ganti rugi atas buku yang telah dicuri. Untuk peringatan kedua, atau kasus pencuriannya sudah terlalu parah, kami akan langsung menyerahkan sang pencuri tersebut kepada pengurus pesantren di mana ia mondok. Karena, mayoritas pengunjung itu santri, ” tambahnya via telepon. [Daus]