Senin, 16 Desember 2013

Tak Ada Ruangan, Emperan Pun Jadi



Mahasiswa tidak kebagian ruangan, kuliah tetap berlanjut
Fajar News, Guluk-Guluk _ Masih ingat tentang berita mahasiswa yang sering tidak kebagian ruangan sebelumnya? Beberapa minggu kemarin (26/11), peristiwa itu kembali terjadi pada bapak Fathor Rachman Utsman ketika hendak menyampaikan materi untuk mahasiswa Fakultas Syari'ah jurusan Muamalat semester V kelas B. Pada saat itu, sekitar jam 08.07 WIB semua mahasiswanya naik-turun tangga mencari ruangan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Alhasil, mereka tidak mendapatkan ruangan kosong dan kegiatan belajar mengajar pun terpaksa gagal dilaksanakan.
Roziqin, salah satu mahasiswa Muamalat semester V kelas B, membenarkan bahwa hari Sabtu kemarin kelas mereka tidak mendapatkan ruangan. “Karena digunakan kelas lain. Jadinya tidak kondusif,” tuturnya. Menurut dia, hal itu terjadi disebabkan karena ruangan kelas yang tidak memadai. Dengan tegas, dia mengharapkan agar pihak kampus benar-benar memperhatikan persoalan tersebut. “Pihak kampus harus mengevaluasi kembali atas peristiwa itu,” ungkap mahasiswa asal Aeng Panas itu.
Rojaili, yang juga mahasiswa Muamalat Semester V kelas B, sepakat dengan apa yang disampaikan Roziqin. Dia menyatakan bahwa fasilitas ruangan di Instika masih minim. “Kurangnya fasilitas bangunan di Instika membuat mahasiswa dan dosen kebingungan,” ucapnya. Sementara, mengenai jadwal, Roy—sapaan akrab Rojaili—mengatakan pihak kampus kurang maksimal dalam pembuatannya. “Penyusunan jadwal kurang maksimal,” terang mahasiswa asal Lenteng itu.
Lebih lanjut, Roy mengharapkan bagi dosen yang hendak pindah jam mengajar agar memberi tahu terlabih dahulu kepada pihak kampus. “Untuk dosen yang akan ... masuk di luar jadwal, diharap untuk mengonfirmasi ke pihak yang bertugas,” tandasnya saat ditemui di ruang kelasnya.
Menurut bapak Fathor Rachman Utsman, peristiwa itu terjadi bukan karena dirinya lambat untuk masuk kelas. “Karena kontrak belajar sudah sepakat dengan mahasiswa masuk jam delapan,” jelasnya kepada Fajar News saat ditemui di kantornya.
Sebenarnya, kata beliau, tentang penyusunan jadwal sudah disesuaikan dengan keadaan ruangan. Tapi masih banyak dosen yang pindah jadwal, sehingga ada sebagian dosen yang memakai ruangan tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. “Contoh nyata, ketika hari Sabtu dan Selasa. Pada hari itu jadwal dari jam ke-1 sampai jam ke-3 penuh. Tapi masih ada dosen yang pindah jadwal ke Sabtu dan Selasa. Seandainya konfirmasi ke BAU, itu akan disesuaikan dengan hari yang kosong,” paparnya panjang lebar.
Saat dikonfirmasi lebih lanjut, ketua jurusan PAI itu menjelaskan bahwa persoalan itu merupakan tanggung jawab Wakil Rektor II Instika. “Pada aspek keuangan dan perencanaan. Sedangkan pada aspek pelaksanaan teknis, itu BAU,” pungkasnya.

Masuk di Teras Aula As-Syarqawi
Sabtu (14/12), mahasiswa semester V kelas A-B Muamalat harus mengalah lagi. Biasanya, setiap hari Sabtu, mereka masuk di Ruang Pertemuan. Namun, karena kemarin ruangan itu dipakai Mahasiswa semester III Ekonomi Syari'ah Putri, mereka harus rela “masuk” di teras Aula As-Syarqowi demi mengikuti proses pembelajaran yang disampaikan oleh Bapak Majdi Tsabit dengan materi Sistem Ekonomi Islam.
Hartono, salah satu mahasiswa semester V kelas A Muamalat, membenarkan bahwa kelasnya tidak kebagian ruangan. “Ruangannya dipakai Putri, sehingga masuk di emperan Aula,” katanya. Lebih lanjut, dia menyayangkan karena pihak kampus belum bisa mengatasi persoalalan tersebut. “Kampus harus bisa mengatasi masalah ini,” tandasnya.
“(Itu, Red.) ruangan umum. Bisa dipakai siapa saja. Sebelum masuk, sudah ada kesepakatan dengan Ra Majdi,” ungkap Bapak Damanhuri seseaat setelah menyampaikan materinya untuk Mahasiswa semester III Ekonomi Syari'ah Putri. “Sebenarnya, sangat tergantung komunikasi. Siapa saja boleh memakai (Ruang Pertemuan, Red.). Karena 'Ruang Darurat',” jelas Dekan Fakultas Syari'ah tersebut.
Secara terpisah, Bapak Majdi Tsabit menyampaikan, persoalan tersebut terjadi ada kaitannya dengan pelaksanaan Ujian Akhir Semester (UAS). “Selain keterbatasan ruangan, doses-dosen banyak yang 'menabung'. Itu terjadi karena pemberitahuan jadwal UAS cepat. Jadi, banyak yang ngebut,” tutur Ketua Jurusan Muamalat itu ketika ditemui di ruang kerjanya. “Kalau masalah ruangan, itu PR bagi kami. Idealnya per-Fakultas punya ruangan sendiri,” pungkasnya.
Tidak cukup satu atau dua kali. Mahasiswa semester V kelas A-B Muamalat itu benar-benar naas. Menurut Moh. Hasan Basri, Mahasiswa kelas B, pada hari Minggu (15/12), kelas mereka lagi-lagi tidak mendapat ruangan. Tak ayal, mereka harus melaksanakan kuliah pamungkasnya dengan Bapak Mujiburrahman di Aula As-Syarqowi. [Ril]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar