Mahasiswa
tidak kebagian ruangan, kuliah tetap berlanjut
Fajar
News, Guluk-Guluk _ Masih ingat tentang
berita mahasiswa yang sering tidak kebagian ruangan sebelumnya? Beberapa minggu
kemarin (26/11), peristiwa itu kembali terjadi pada bapak Fathor Rachman Utsman
ketika hendak menyampaikan materi untuk mahasiswa Fakultas Syari'ah jurusan
Muamalat semester V kelas B. Pada saat itu, sekitar jam 08.07 WIB semua
mahasiswanya naik-turun tangga mencari ruangan untuk melaksanakan kegiatan
belajar mengajar. Alhasil, mereka tidak mendapatkan ruangan kosong dan kegiatan
belajar mengajar pun terpaksa gagal dilaksanakan.
Roziqin, salah satu mahasiswa
Muamalat semester V kelas B, membenarkan bahwa hari Sabtu kemarin kelas mereka
tidak mendapatkan ruangan. “Karena digunakan kelas lain. Jadinya tidak
kondusif,” tuturnya. Menurut dia, hal itu terjadi disebabkan karena ruangan
kelas yang tidak memadai. Dengan tegas, dia mengharapkan agar pihak kampus
benar-benar memperhatikan persoalan tersebut. “Pihak kampus harus mengevaluasi
kembali atas peristiwa itu,” ungkap mahasiswa asal Aeng Panas itu.
Rojaili, yang juga mahasiswa
Muamalat Semester V kelas B, sepakat dengan apa yang disampaikan Roziqin. Dia
menyatakan bahwa fasilitas ruangan di Instika masih minim. “Kurangnya fasilitas
bangunan di Instika membuat mahasiswa dan dosen kebingungan,” ucapnya.
Sementara, mengenai jadwal, Roy—sapaan akrab Rojaili—mengatakan pihak kampus
kurang maksimal dalam pembuatannya. “Penyusunan jadwal kurang maksimal,” terang
mahasiswa asal Lenteng itu.
Lebih lanjut, Roy mengharapkan
bagi dosen yang hendak pindah jam mengajar agar memberi tahu terlabih dahulu
kepada pihak kampus. “Untuk dosen yang akan ... masuk di luar jadwal, diharap
untuk mengonfirmasi ke pihak yang bertugas,” tandasnya saat ditemui di ruang
kelasnya.
Menurut bapak Fathor Rachman
Utsman, peristiwa itu terjadi bukan karena dirinya lambat untuk masuk kelas.
“Karena kontrak belajar sudah sepakat dengan mahasiswa masuk jam delapan,”
jelasnya kepada Fajar News saat ditemui di kantornya.
Sebenarnya, kata beliau, tentang
penyusunan jadwal sudah disesuaikan dengan keadaan ruangan. Tapi masih banyak
dosen yang pindah jadwal, sehingga ada sebagian dosen yang memakai ruangan
tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. “Contoh nyata, ketika hari
Sabtu dan Selasa. Pada hari itu jadwal dari jam ke-1 sampai jam ke-3 penuh.
Tapi masih ada dosen yang pindah jadwal ke Sabtu dan Selasa. Seandainya
konfirmasi ke BAU, itu akan disesuaikan dengan hari yang kosong,” paparnya
panjang lebar.
Saat dikonfirmasi lebih lanjut,
ketua jurusan PAI itu menjelaskan bahwa persoalan itu merupakan tanggung jawab
Wakil Rektor II Instika. “Pada aspek keuangan dan perencanaan. Sedangkan pada
aspek pelaksanaan teknis, itu BAU,” pungkasnya.
Masuk
di Teras Aula As-Syarqawi
Sabtu (14/12), mahasiswa semester
V kelas A-B Muamalat harus mengalah lagi. Biasanya, setiap hari Sabtu, mereka
masuk di Ruang Pertemuan. Namun, karena kemarin ruangan itu dipakai Mahasiswa
semester III Ekonomi Syari'ah Putri, mereka harus rela “masuk” di teras Aula
As-Syarqowi demi mengikuti proses pembelajaran yang disampaikan oleh Bapak
Majdi Tsabit dengan materi Sistem Ekonomi Islam.
Hartono, salah satu mahasiswa
semester V kelas A Muamalat, membenarkan bahwa kelasnya tidak kebagian ruangan.
“Ruangannya dipakai Putri, sehingga masuk di emperan Aula,” katanya. Lebih
lanjut, dia menyayangkan karena pihak kampus belum bisa mengatasi persoalalan
tersebut. “Kampus harus bisa mengatasi masalah ini,” tandasnya.
“(Itu, Red.) ruangan umum. Bisa
dipakai siapa saja. Sebelum masuk, sudah ada kesepakatan dengan Ra Majdi,”
ungkap Bapak Damanhuri seseaat setelah menyampaikan materinya untuk Mahasiswa
semester III Ekonomi Syari'ah Putri. “Sebenarnya, sangat tergantung komunikasi.
Siapa saja boleh memakai (Ruang Pertemuan, Red.). Karena 'Ruang Darurat',”
jelas Dekan Fakultas Syari'ah tersebut.
Secara terpisah, Bapak Majdi
Tsabit menyampaikan, persoalan tersebut terjadi ada kaitannya dengan
pelaksanaan Ujian Akhir Semester (UAS). “Selain keterbatasan ruangan,
doses-dosen banyak yang 'menabung'. Itu terjadi karena pemberitahuan jadwal UAS
cepat. Jadi, banyak yang ngebut,” tutur Ketua Jurusan Muamalat itu ketika
ditemui di ruang kerjanya. “Kalau masalah ruangan, itu PR bagi kami. Idealnya
per-Fakultas punya ruangan sendiri,” pungkasnya.
Tidak cukup satu atau dua
kali. Mahasiswa semester V kelas A-B Muamalat itu benar-benar naas. Menurut
Moh. Hasan Basri, Mahasiswa kelas B, pada hari Minggu (15/12), kelas mereka
lagi-lagi tidak mendapat ruangan. Tak ayal, mereka harus melaksanakan kuliah
pamungkasnya dengan Bapak Mujiburrahman di Aula As-Syarqowi. [Ril]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar