Fajar News,
Guluk-Guluk _ Mahasiswa Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) tak lagi
pandang penting Kode Etik Mahasiswa (KEM) yang telah ditentukan oleh pihak
kampus. Hal tersebut terbukti atas banyaknya mahasiswa yang telah melanggar
ketentuan-ketentuan KEM yang seharusnya dipatuhi.
Menurut Rasyidi, mahasiswa semester III
Jurusan PAI, bahwa peraturan KEM terutama pada bagian busana, seperti: jas
almamater, kemeja, kopiah nasional, celana panjang (resmi) dan sepatu, kini
telah jarang untuk dipatuhi. “Sangat jarang, sejak saya menjadi mahasiswa aktif
di Instika, melihat semua mahasiswa memakai kopiah nasional secara keseluruhan.
Masih saja, ada mahasiswa yang memakai kopiah putih bahkan ada yang tidak
memakai kopiah sama sekali,” ujar mahasiswa asal Giliyang itu.
Akan
tetapi, berbeda menurut mahasiswa yang tepergok Fajar News sedang melanggar KEM
tersebut. “Saya merasa fine-fine saja, walaupun saya sering tidak memakai
sepatu, wonk pihak kampus tidak pernah memberikan sanksi kepada saya,”
ungkapnya dengan raut wajah yang sangat santai, seakan merasa benar atas apa
yang telah ia lakukan.
Persoalan
ini sempat disayangkan oleh beberapa dosen Instika termasuk Bapak Firdaus.
“Sebenarnya sangat disayangkan apabila peraturan yang dikeluarkan pihak kampus
tak bisa dipatuhi oleh mahasiswa,” sesal salah satu dosen Instika tersebut.
Lebih
lanjut, Bapak Firdaus menyampaikan bahwa pelanggaran-pelanggaran yang sering
kali dilakukan mahasiswa atas ketentuan kode etik tersebut harusnya ada sanksi
kongkret dari pihak kampus. “Dulu, saat rapat pimpinan dengan sebagian dosen
pernah ada rencana ingin membentuk tim khusus untuk mengawasi sekaligus
memgurus mahasiswa-mahasiswa yang melanggar KEM. Namun, sampai hari ini rencana
tersebut tak kunjung menjadi nyata,” ungkapnya saat diwawancarai Fajar News via
telepon Senin (09/12).
Pun
demikian dengan Bapak Ruslan, beliau menyayangkan terhadap pelanggaran KEM tersebut. Harusnya, mahasiswa tidak
melanggar atas ketentuan-ketentuan pihak kampus mengenai KEM. Karena
bagaimanapun, beberapa ketentuan-ketentuan yang ditetapkan pihak kampus tentu
berlandaskan ajaran-ajaran Islam yang kaffah.
Pelanggaran-pelanggaran
mahasiswa pada KEM, mendapat respon serius pula dari Rusydiono, Presiden
Mahasiswa Institut (BEM-I) Instika. Ia menyampaikan bahwa mahasiswa harus sadar
posisi. Artinya, jika ia kuliah di Instika, maka harus taat pada aturan yang
ada—termasuk dalam berpakaian.
“Demikian pula pihak kampus, pihak kampus
harus tegas agar aturan yang dibuat tidak terkesan main-main bagi mahasiswa,”
tegasnya saat ditanya di kantornya, Rabu (11/12), tentang penilaiannya terhadap
pihak kampus yang masih sedikit abai pada penegakan KEM. [Roy]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar