Kamis, 05 Desember 2013

K. H. Basyir: Banyak Politikus Menjadi “Politekos”



Mahasiswa Instika Hadiri Pelantikan ISNU
Fajar News, Sumenep _ Ahad (01/12), mahasiswa beserta Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Instika—dari berbagai instansi—hadiri undangan pelantikan Ikatan Sarjana Nahdatul Ulama' (ISNU) sekaligus Seminar Nasional di Auditorium RRI Sumenep. Acara tersebut diselenggarakan oleh Pengurus Ikatan Sarjana Nahdatul Ulama' (ISNU) Sumenep.
Pukul 08:30 WIB Rombongan berangkat dengan mengendarai tiga mobil, satu pickup dan dua stesen. Menurut Abd Latif selaku pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM-I) Instika, sebenarnya rencana sebelumnya untuk putra hanya menggunakan satu mobil, berhubung mahasiswa yang berminat melebihi perkiraan, akhirnya kami mendatangkan satu mobil lagi ke tempat acara.
“Yang ikut pada acara tersebut sekitar 60 mahasiswa yang terdiri dari mahasiswa dan pengurus dari berbagai Instansi KBM Instika,” ujar Abd Latif saat diwawancarai Fajar News  usai acara pelantikan berakhir.
Dalam acara pelantikan tersebut, dihadiri oleh tokoh-tokoh besar NU Kab Sumenep, di antaranya KH. H. Ahmad Basyir As ketua Syuriah NU Sumenep, KH. Busro Karim Bupati Sumenep, dan KH. Panji Taufik ketua Tanfidliyah  NU Sumenep.
Seminar Nasional
Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh pengurus ISNU Sumenep, mengangkat tema: “ISNU dan Kepemimpinan Nasional Membangun Negeri dengan Tegaknya Konstitusi, Mewujudkan Demokrasi Tanpa Diskriminasi,” dengan narasumber  Mahfud MD. Dalam sambutan ketua panitia, K. H. Moh Husnan Anafi', S.Ag M.Ag. mengatakan bahwa tema tersebut berangkat dari status kemimpinan bangsa Indonesia yang sedang mengalami krisis Demokrasi.
Pun demikian, pendapat ini dibenarkan oleh KH. Ahmad Basyir As dalam sambutannya, beliau menyayangkan dunia per-politik-an bangsa ini yang benar-benar timpang, “Kini politikus banyak yang menjadi politekos,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah daerah Latee itu.
Setelah sesi pelantikan pada acara tersebut berakhir, semua peserta yang memenuhi Gedung Auditorium RRI Sumenep terlihat gelisah dan tidak sabar menuggu kedatangan Mahfud MD yang tak lain sebagai Narasumber dalam seminar tersebut. Berselang beberapa menit kemudian, Mahfud menyapa peserta dengan senyum yang tak dapat ditirukan. Iapun segera duduk bersandingan dengan Moderator sekaligus menyampaikan gagasan yang sedianya ditunggu sejak tadi.
Di podium, Mahfud sangat santai menguraikan gagasan kepemimpinan dan demokrasi. Ia menyampaikan bahwa tidak ada kemimimpinan yang bersih pada bangsa Indonesia, hukum-hukum pun kini tak bisa unjuk taring dalam memerangi seluruh katimpangan yang ada. Saat ini, kepemimpinan Indonesia tersendera oleh dua hal: tersandera oleh masa lalu dan tersandera oleh transaksi politik, tegasnya dalam menyampaikan gagasanya. 
Seluruh audien merasa sangat puas termasuk para mahasiswa Instika yang menghadirinya. “Saya sungguh puas, dan saya sangat bersukur telah menjadi salah satu bagian dari peserta Seminar Nasional ini,” ungkap mahasiswa Instika, Readi Kafa. [Roy]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar