Mahasiswa
Instika Hadiri Pelantikan ISNU
Fajar
News,
Sumenep _ Ahad (01/12), mahasiswa beserta Keluarga Besar Mahasiswa (KBM)
Instika—dari berbagai instansi—hadiri undangan pelantikan Ikatan Sarjana Nahdatul
Ulama' (ISNU) sekaligus Seminar Nasional di Auditorium RRI Sumenep. Acara
tersebut diselenggarakan oleh Pengurus Ikatan Sarjana Nahdatul Ulama' (ISNU)
Sumenep.
Pukul
08:30 WIB Rombongan berangkat dengan mengendarai tiga mobil, satu pickup dan
dua stesen. Menurut Abd Latif selaku pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM-I)
Instika, sebenarnya rencana sebelumnya untuk putra hanya menggunakan satu
mobil, berhubung mahasiswa yang berminat melebihi perkiraan, akhirnya kami
mendatangkan satu mobil lagi ke tempat acara.
“Yang
ikut pada acara tersebut sekitar 60 mahasiswa yang terdiri dari mahasiswa dan
pengurus dari berbagai Instansi KBM Instika,” ujar Abd Latif saat diwawancarai
Fajar News usai acara pelantikan
berakhir.
Dalam
acara pelantikan tersebut, dihadiri oleh tokoh-tokoh besar NU Kab Sumenep, di
antaranya KH. H. Ahmad Basyir As ketua Syuriah NU Sumenep, KH. Busro Karim
Bupati Sumenep, dan KH. Panji Taufik ketua Tanfidliyah NU Sumenep.
Seminar
Nasional
Seminar
Nasional yang diselenggarakan oleh pengurus ISNU Sumenep, mengangkat tema:
“ISNU dan Kepemimpinan Nasional Membangun Negeri dengan Tegaknya Konstitusi,
Mewujudkan Demokrasi Tanpa Diskriminasi,” dengan narasumber Mahfud MD. Dalam sambutan ketua panitia, K.
H. Moh Husnan Anafi', S.Ag M.Ag. mengatakan bahwa tema tersebut berangkat dari
status kemimpinan bangsa Indonesia yang sedang mengalami krisis Demokrasi.
Pun
demikian, pendapat ini dibenarkan oleh KH. Ahmad Basyir As dalam sambutannya,
beliau menyayangkan dunia per-politik-an bangsa ini yang benar-benar timpang,
“Kini politikus banyak yang menjadi politekos,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren
Annuqayah daerah Latee itu.
Setelah
sesi pelantikan pada acara tersebut berakhir, semua peserta yang memenuhi
Gedung Auditorium RRI Sumenep terlihat gelisah dan tidak sabar menuggu
kedatangan Mahfud MD yang tak lain sebagai Narasumber dalam seminar tersebut.
Berselang beberapa menit kemudian, Mahfud menyapa peserta dengan senyum yang
tak dapat ditirukan. Iapun segera duduk bersandingan dengan Moderator sekaligus
menyampaikan gagasan yang sedianya ditunggu sejak tadi.
Di
podium, Mahfud sangat santai menguraikan gagasan kepemimpinan dan demokrasi. Ia
menyampaikan bahwa tidak ada kemimimpinan yang bersih pada bangsa Indonesia,
hukum-hukum pun kini tak bisa unjuk taring dalam memerangi seluruh katimpangan
yang ada. Saat ini, kepemimpinan Indonesia tersendera oleh dua hal: tersandera
oleh masa lalu dan tersandera oleh transaksi politik, tegasnya dalam
menyampaikan gagasanya.
Seluruh
audien merasa sangat puas termasuk para mahasiswa Instika yang menghadirinya.
“Saya sungguh puas, dan saya sangat bersukur telah menjadi salah satu bagian
dari peserta Seminar Nasional ini,” ungkap mahasiswa Instika, Readi Kafa. [Roy]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar