Sabtu, 07 Desember 2013

Latah


Oleh Muhdari (Pengurus LPM Fajar Instika 2013-2014) 

Kenapa orang selalu bingung dan bimbang dengan apa yang ia kerjakan? Salah satu penyebabnya latah. Latah merupakan  tidak adanya kepastian dalam suatu tindakan, baik itu minat, bakat, maupun cinta. Selama anda terus-menerus melayani ke-latah-an, selama itu pula anda tidak akan pernah  menuai yang namanya kebahagiaan. Bagaimana kebahagiaan itu akan dicapai, sementara pilihan yang digeluti belum selesai.  Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain (QS. Al-Insyirah :07), begitulah al-Qur'an memberikan jalan hidup.
Dalam kamus kesuksesan, segala apapun yang telah menjadi kecenderungan, harus ditekuni, dimikmati,  dan dipertahankan sampai benar-benar dicapai, dengan alasan agar yang telah menjadi kecenderungan tidak setengah-setengah dan tidak cepat “mustakmal”. Dalam suatu upaya, kita tidak dituntut banyak, sedikit akan tetapi terus-menerus, ya to.
Sering kita mendengar keluhan teman-teman atau mitra kerja, “kenapa saya seakan tidak ada hasil yang diperoleh dari apa yang tengah saya lakukan selama ini.” Itulah contoh pelatah. Saya teringat dengan cerita seorang senior Iksaputra di forum perkumpulan Iksaputra. Ia tidak menceritakan orang hebat di perkumpulan itu, melainkan bercerita pengalaman pribadinya saat ia menempuh kuliah S1 dan S2 di Luar Negeri.
Katanya, sewaktu baru sampai  di sana, ia menjadi orang “buta”, sekalipun ia mendapat beasiswa penuh dari Kementerian Agama saat itu. Singkat cerita, pada akhirnya ia pun tidak diberikan kedudukan tinggi oleh teman-teman indekosnya, melainkan ia diamanahi untuk menjaga alat dapur, dan tugas hariannya mengisikan minyak tanah pada kompor temannya itu. Apa yang terjadi selanjutnya? Seiring dengan perkembangan, ketekunan, dan kesabarannya, ia menjadi menajer di salah satu perusahaan yang tengah dimilikinya.
Saya rasa pengalaman di atas tidak jauh beda dengan keadaan kita saat ini; mahasiswa-penulis. Penulis hebat yang telah anda sendiri mengenalnya, tidak ada yang lahir sekaligus, melainkan dengan tahapan-tahapan yang pastinya dilalui dengan sabar dan tekun.
Kalau anda masih didatangi oleh teman anda atau anda sendiri yang menggerutu, tentang bagaimana dan langkah apa yang mesti diperbuat, pertama kenali diri anda, tekuni apa yang telah menjadi kecendengan, dan jangan silau pada kesuksesan orang lain di luar kecenderungan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar