Selasa, 10 Desember 2013

Flashdisk


Oleh Mazzawi Maulana 
 
Duniaku, duniamu, dan dunia kita tentu berbeda. Setiap individu mempunyai kepentingan dan kebutuhan yang berbeda pula. Begitu pun untuk meraih keinginannya. Bahkan perbedaan itu sendiri merupakan sunnatullah. Karena dengan perbedaan itu, hidup menjadi lebih berwarna dan bermakna. Bersikap bijak terhadap perbedaan itu sendiri niscaya penting dilakukan. Karena jika salah menyikapinya, tentu berakibat fatal.
Perbedaan tersebut, hampir menyelimuti setiap lini kehidupan manusia. Tanpa terkecuali dalam menggunakan sebuah benda. Suatu barang akan bernilai positif bila digunakan dengan baik. Layaknya sebuah pisau yang sering dikatakan bermata dua—memiliki nilai positif dan negatif. Pisau bagi seorang wanita akan sangat berharga, karena kultur masyarakat kita melegalkan wanita bertugas di dapur (tidak berarti pembantu). Tetapi, bagi seorang lelaki (khusunya penjahat) akan menimbulkan pertumpahan darah dan berakibat penjara. Namun kalau melihat dari sisi lain, sebuah pisau bagi pria akan sangat berguna, terutama untuk mengupas kulit mangga. Maklum, sekarang musim panen mangga.
Kehilangan sebuah pisau tentu akan sangat membingungkan bagi seorang koki, khususnya. Namun penulis tidak akan membahas hal itu. Kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidup kita, membuat sebagian orang bingung, bahkan berakibat stres. Entah kehilangan itu berupa barang atau seseorang yang sangat berharga dalam hidup kita, misal ditinggalkan kerabat kita—apalagi orang tua, suami, istri, pacar, tunagan dan semcamnya. Semua itu akan membuat kita pusing tujuh keliling. Namun persoalannya tidak hanya itu, kehilangan suatu benda juga akan mengganggu kondisi psikis kita.
Peran Flashdisk
Benda mungil yang dinilai tidak berharga bagi orang lain, justru itu merupakan hidup dan mati bagi kita. Bentuknya memang kecil, tetapi memuat banyak isi. Barang yang satu ini tidak sama dengan wadah yang biasa kita pakai dalam keseharian kita, kalau volumenya besar maka dapat menampung banyak barang. Itulah yang biasa kita kenal dengan flashdisk.
  Flashdisk ini biasanya banyak dimiliki seorang pelajar, khususnya mahasiswa. Benda mungil ini, tentu memiliki aneka ragam bentuk dan merek. Fungsinya pun banyak sekali dan dapat dipergunakan sesuai kebutuhan pemiliknya, terutama untuk menyimpan data. Dengan Flashdisk, kita dapat menyimpan data penting baik itu berupa dokumen, musik, foto, program, dan semacamnya.
  Bagi seorang penulis, flashdisk lebih diutamakan untuk menyimpan dokumen, terutama untuk menyimpan hasil karyanya. Lebih dari itu, juga untuk menyimpan dokumen penting sebagai bahan menghasilkan karya. Begitu juga bagi seorang mahasiswa, menyimpan karyanya menjadi suatu keniscayaan. Bagi mahasiswa, tugas dari dosen sudah pasti ada, terutama untuk membuat makalah, skripsi, tesis, disertasi, dan semacamnya. Semua itu tidak akan lepas dari peran flashdisk di dalamnya.
Berbeda lagi bagi seorang penyanyi, tentu flashdisknya akan dipenuhi dengan aneka macam lagu-lagu favoritnya. Tetapi bagi seorang fotografer, hasil jepretannya akan memenuhi kapasitas flashdisknya. Sedangkan bagi seorang ahli komputer, akan banyak kita jumpai isi flashdisk mereka dengan softwere yang bermacam-macam itu.
  Tetapi jangan heran, jika kerap kali kita jumpai flashdisk seseorang memuat semua komponen di atas tersebut. Hal seperti ini terutama banyak terjadi di kalangan pelajar. Sebagai mahasiswa pun, kita seringkali menemukan hal semacam itu. Namun, semua itu bukanlah hal negatif. Sebab, ini merupakan hal yang wajar bagi remaja. Semangat ingin tahu mereka masih berkobar, sehingga semua itu menjadi maklum.
  Tangisan
  Mengingat akan pentingnya flashdisk bagi seorang pelajar, maka penting untuk menjaga flashdisk kita agar tidak hilang. Suatu ketika saya pernah mendapat curhat gratis dari seorang sahabat. Dia menumpahkan kekesalannya karena flashdisknya hilang. Wajah murung—tak sedap dipandang, seringkali terlihat dari raut wajahnya. Bahkan ia berkata, “flashdisk itu tidak begitu penting, tetapi isinya. Kalau flashdisknya di toko-toko masih banyak, tetapi isinya itu tidak dijual di toko.” Saya hanya bilang, “saya hanya bisa bantu mendoakan agar cepat ketemu tuh flashdisk.” Karena saya yakin dia sudah berusaha untuk mencarinya.
  Bahkan tidak hanya itu, karena saking pentingnya flashdisk itu, sahabat saya yang lain pernah curhat dan mengatakan bahwa ia menangis karena musibah yang menimpanya itu. Mungkin ia sudah kehabisan cara untuk menemukan kembali flashdisknya. Menyebar pengumuman dan informasi secara lisan sudah dilakukan, tetapi tidak kunjung mendapatkan hasil. Nah, Agar hal tersebut juga tidak menimpa kita, menjaga flashdisk kita dengan baik perlu dilakukan sebagai upaya antisipasi kehilangan. Di samping itu, jangan lupa untuk menjaganya agar tetap aman dari ancaman virus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar